Dinasti Saffariah
Ahmad Berkuasa selama 40 tahun, dari tahun 311 H/923 M hingga 352 H/963 M. Ia memperluas kekuasaan Saffariah ke Buat dan Rukhaj, dan menjadikan Sistan kembali menjadi salah satu basis kekuatan politik di belahan Timur dunia Islam.
Pada bulan Rabiul Awal 352 H/Maret 963 M, Ahmad dibunuh oleh salah seorang budaknya. Kekuasaan Dinasti Saffariah kemudian dipegang oleh Khalaf putra Ahmad. Khalaf berkuasa tahun 352 H - 393 H/963-1093 M.
Dalam menjalankan kekuasaannya, Khalaf bekerjasama dengan seorang Panglima Sistan yang bernama Abu al-Husain Tahir bin Muhammad. Panglima ini masih memiliki darah Saffariah. Sewaktu menunaikan Haji ke Tanah Suci, Khalaf menuju Abu al-Husain Tahir sebagai wakilnya.
Oleh Abu al-Husain Tahir, hal ini dimanfaatkan untuk mengambil alih kekuasaan. Dia tidak mau menyerahkan kekuasaannya ketika Khalaf kembali ke Sistan pada 358 H/969 M. Khalaf pun meminta bantuan Militer kepada Samaniah untuk merebut kembali kekuasaannya.
Pada 359 H/970 M, Tahir meninggal dunia dan Khalaf pun dapat kembali ke Zarang sebagai amir. Kekuasaan Khalaf kembali utuh setelah pada 373 H/983 M, Hasian bin Tahir berhasil dikalahkan dalam sebuah pertempuran.
Namun, kejacauan dan pemberontakan di Sistan menyebabkan Dinasti Gaznawi campur tangan di wilayah tersebut. Khalaf akhirnya diturunkan dari kekuasaannya pada 393 H/1003 M. Dia meninggal di Gardiz beberapa tahun kemudian dan berakhirlah Dinasti Saffariah.
Bersambung....