mercusuar867 - Kelompok Syiah semakin berkembang sebagai kekuatan politik setelah Ali bin Abi Thalib Ra terbunuh. Kaum Syiah kemudian mengangkat Hasan bin Ali bin Abi Thalib, sebagai pengganti Ali Ra.
Berbagai upaya dilakukan Mu'awiyah untuk menggagalkan pengangkatan itu, tetapi tidak berhasil. Namun, Hasan sendiri, menurut catatan para sejarawan, kemudian mati di racun oleh orang suruhan Mu'awiyah.
Setelah Hasan meninggal, para pengikut Ali Ra terus berupaya menghidupkan semangat pro-Ali Ra dengan mengangkat putranya yang lain, Hesein, sebagai penerus.
Pada masa husein, Syiah benar-benar menjelma menjadi kelompok keagamaan dengan visi politik yang kental.
Puncaknya adalah pristiwa karbala, yang menyebabkan Husein dan pengikut setianya mati terbunuh oleh pasukan Yazid bin Mu'awiyah.
Peristiwa Karbala itu menjadi inspirasi yang tidak habis-habisnya bagi penyebaran tradisi Syiah selanjutnya.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa sejarah Syiah dipenuhi oleh kisah penindasan, terutama yang dilakukan oleh penguasa Dinasti Umayyah, yang sejak awal memang memusuhi golongan Ali.
Hasan, yang oleh Syiah dipercaya sebagai Imam Ke-2, dipaksa menyerahkan kekhalifahannya kepada Yazid, putra Mu'awiyah.
Sementara Husein yang diyakini sebagai Imam ke-3, pada tahun 61 H/689 M menjadi korban n pembantaian tentara Yazid.
Ali Zaenal Abidin bin Husein, Imam ke-4 Syiah (wafat sekitar 93 H/712 M), adalah satu-satunya anggota keluarga laki-laki Husein yang selamat dan terpaksa mengambil sikap apolitis.
Sikap yang sama di tempuh oleh Muhammad al-Bakir, Imam ke-5 yang hidup antara 677 M - 732 M.
Sementara Zaid bin Husein bin Ali, yang dipercaya sebagai Imam ke-4 oleh kelompok Syiah Zaidiah, sempat berhasil mengumpulkan kekuatan untuk memberontak, tetapi akhirnya dapat di tindas oleh Dinasti Umayyah, dan Zaid sendiri terbunuh dalam pemberontakan itu.
Bersambung.....
Foto: Mutakhorijin Assunniyah
Kedinding Lor, Surabaya, Ahad - 10 - Maret - 2024
For further information call: 081 333 999 867