Berjuang di Ujung Madura
Ketika tentara Belanda masuk ke Sumenep pada agresi militer II, tahun 1947, kepemimpinan Laskar Sabilillah yang semula dikomando Kiai Muhammad Ilyas, diserahkan kepada Kiai Abdullah Sajjad. Pada saat itu, kiai Abdullah Sajjad baru menjabat sebagai klebon (Kepala Desa) di guluk-guluk Sumenep.
Menghadap Belanda, Kiai Abdullah Sajjad menyuruh kepada santri dan warga desa, untuk berjuang membela agama, bangsa dan negara. Santri dan warga dikawasan Sumenep merapat ke pesantren untuk ikut Laskar Sabilillah. Kiai Abdullah Sajjad kemudian menyiapkan setrategi, mengatur komando dan menyimpan barisan Laskar.
Ketika mengomando Laskar Sabilillah, Kiai Abdullah Sajjad di bantu oleh Kiai Khazin, keponakan beliau. Dalam mengatur perlawanan, Kiai Abdullah Sajjad menyiapkan setrategi, taktik penyerangan dan merapatkan barisan para Kiai untuk mendukung.
Sementara, Kiai Khazin, bertugas menerjemahkan setrategi dan menyiapkan komando di lapangan. Kombinasi setrategi ini terbukti efektif dalam perjuangan Laskar Sabilillah melawan tentara Belanda di Sumenep.
Bersambung.....