Berjuang di Ujung Madura
Setelah empat bulan dikawasan pengungsian, datanglah sepucuk surat yang menyatakan bahwa kawasan Guluk-guluk aman, serta Kiai Abdullah Sajjad dimohon untuk datang kembali ke pesantren.
Kiai Muhammad Ilyas dan Kiai Idris menyetujui surat ini, sebelum surat di sampaikan ke Kiai Sajjad. Namun, surat tersebut ternyata hanyalah trik Belanda untuk memancing para pejuang Sumenep agar keluar dari kawasan persembunyian.
Ketika Kiai Abdullah Sajjad dan barisan kembali ke pesantren, warga menyambut dengan antusias. Malang, pada saat itu, setelah shalat maghrib serdadu Belanda datang ke pesantren untuk menangkap dan menjemput paksa sang Kiai.
Kemudian, Kiai Abdullah Sajjad dibawah ke lapangan Guluk-guluk untuk dieksekusi. Dengan perjuangan panjang, semangat dan keikhlasan jihad di jalan Alloh, Kiai Abdullah Sajjad wafat pada 1947.
Perjuangan Kiai Abdullah Sajjad dan barisan Santri Kiai di kawasan Madura menjadi kisah penting untuk melihat perjuangan warga di ujung Timur pulau garam dalam melawan desakan pasukan kolonial Belanda.
Kisah perjuangan yang berakhir dengan pengorbanan kia Abdullah Sajjad harus dikenang sebagai perjuangan fi Sabilillah. Narasi kehidupan dan pemikiran Kiai Abdullah Sajjad menjadi cermin bagi Santri masa kini, bagaimana menguatkan pondasi keagamaan di pesantren, sekaligus berjuang mengawal negara.
Peran Santri Kiai sebagai tulang punggung kemerdekaan tidak bisa dihapus dari catatan sejarah. Bahkan, Santri Kiai terbukti sebagai perjuangan kemerdekaan yang tidak mengenal pamrih, berjuang sebagai pengabdian.
Habis...
Sumber: Pahlawan Santri Tulang Punggung Pergerakan Nasional
By: Munawir Aziz
Penyadur: Abdul Chalim
Alfatihah......