Dinasti Samaniah
Ketika Ahmad terbunuh, anaknya, yang bernama Nasr, baru berumur dekapan tahun, sehingga orang-orang mengabaikannya dan menganggap dirinya lemah. Mereka berkeyakinan bahwa administrasi pemerintahan tidak akan tertip bila diserahkan kepada anak yang masih kecil tersebut.
Kekuasaan Samaniah kemudian diserahkan kepada Paman Ahmad Yang bernama Ishaq bin Ahmad bin As'ad, yang berkuasa di Samarkand. Ishaq dan keluarga Saman kemudian mengirim surat kepada Khalifah al-Muqtadir untuk meminta kekuasaan atas daerah Khurasan.
Namun, khalifah menolak permintaan tersebut dan menetapkan Nasr sebagai penguasa Khurasan dengan gelar as-Sa'id.
Pada tahun 301 H/913 M, Ishaq, dan putranya Ilyas, melakukan pemberontakan terhadap Nasr dan bergerak ke Bukhara. Namun, Ishaq dan Ilyas mengalami kekalahan sehingga pasukan Nasr berhasil menguasai Samarkand. Ishaq pun bersembunyi, namun akhirnya tertangkap dan ditahan. Sementara Ilyas melarikan diri ke Ferghana.
Pada tahun berikutnya, putra Ishaq yang lain, Abu Shalih Mansur berusaha menguasainya Sistan, dan terjadilah peperangan selama 4 tahun dari 302 H/914 M hingga 306 H/918 M. Perang itu berakhir dengan kembalinya Nisabur ke tangan Nasr.
Bersambung.....